Anggota Tim :
1. Pak Eka ( Pembimbing PALAXSA dan The BOSS)
2. Pak tom ( Guru Pembimbing )
3. Cicil a.k.a Cicox ( Ketua Palaxsa )
4. Lenny
5. Seto
6. tanti
7. Theo
8. Monik
9. Budi
23 Juni 2008
Tanggal 23 Juni sebenarnya kami semua belum terkumpul, Budi sudah berada di Jogja dari tanggal 20 Juni, Cicil dan monik masih berada di Jakarta, dan rombongan lainnya baru mulai berangkat dari Palembang menuju jogja dengan menggunakan bus Putra Remaja.
24 Juni 2008
24 juni malam hari tepatnya sekitar pukul 19.00 rombongan dari Palembang tiba di Jogja, mereka menunggu di Demak ijo. Budi dan Mbaknya menjemput rombongan ke Rumah pak Eka di dekat ASMI SANTA MARIA arah godean, kemudian kita bersama makan malam di Malioboro. Cicil dan Monik baru saja berangkat dari Jakarta ke Jogja dengan menggunakan Travel.
25 Juni 2008
hari ini semuanya telah terkumpul. pada pagi hari sekitar pukul 10.00 Budi dan Theo telah berjalan - jalan sendiri karena Theo tidur di rumah Budi dengan berjalan kaki dan naik bus trans jogja mencari sarapan dan juga sandal gunung si Budi. Meskipun salah turun dan berjalan kaki tanpa arah di jalan Colombo tapi mereka tetap bersemangat. Kemudian Tanti, lenny, dan seto mengajak pergi ke malioboro. Tanti dkk sempat nyasar di dalam komplek Kraton tapi kemudian mereka bertemu dengan Budi dan Theo di Alun2 utara. berjalan2 sampe sekitar pukul 15.30 kami menuju ke FKY yang berada di benteng van den bergh. dan sekitar pukul 17.00Pak eka beserta Cicil, Monik, Pinto ( anak Pak Eka), Bu Tin2 ( adik Pak Eka ) bertemu dengan kami. kamipun menonton Barong sai yang salah satu pemainnya merupakan ponakan Pak Eka Mas Yanis. setelah mengelilingi FKY ( Festival Kesenian Yogyakarta ) kami menuju ke Keraton lagi atas rekomendasi Budi kami makan di Lesehan Pojog, setelah itu kami kembali berjalan - jalan lagi ke malioboro dan sekitar Pukul 22.00 barulah kami pulang
foto - foto di FKY ( karena saya mendapat kumpulan foto2 perjalanan kami, jadi saya memasang foto yang ada di HP saya saja :
26 Juni 2008
hari ini merupakan ulang tahun Pak Eka. Kami berniat untuk memberi kejutan pada pak Eka di Kebun binatang Gembiraloka. Sekitar pukul 11 kami semua berkumpul di kebun binatang Gembiraloka. Ketika Budi dan Theo sedang menunggu mereka ber2 melihat pemandangan yang sungguh ironis, yaitu anak kecil berumur sekitar 4 - 8 tahun dibiarkan ayahnya merokok. dan sepertinya nih anak sudah sering merokok sehingga tidak lagi batuk - batuk dan gayanya memegang puntung rokok pun sudah sangat jago. Setelah Kami semua berkemupul kemudian kami Bekeliling di kebun binatang kemudian ketika melihat burung merak kami memberi kejutan pada Pak Eka.. Kue Ulang tahun tanpa lilin karena lilin yang harusny dibawa budi tertinggal........
makan kue, kemudian kami juga mencoba Flying Fox di GembiraLoka. cukup panjang dan tinggi nih flying foxny. kemudian kami Pulang sekitar pukul 16.00 untuk mempersiapkan diri untuk berangkat rafting di Serayu ( kab. Banjarnegara) dan pergi ke Dataran Tinggi Dieng ( sebagai pendinginan begitu kata pak Eka ).
Pukul 20.00 setelah kami semua berkumpul di rumah Pak Eka termasuk pak Tom dan anggota tim lain dari MAPASADHA yang menemani kami kami berangkat menuju ke Serayu pada pukul 21.00 dengan 2 mobil : mobil xenia dan kijang. Karena kami memakai jalan alternatif yang jalannya menanjak dengan tikungan tajam dan Kabut yang menutupi jalan, lama perjalanan yang lewat jalan biasa 4 - 5 jam mampu dipangkas menjadi 3 - jam.
Anggota Tim dari MAPASADHA
1. Mas Tomblok
2. Mas Ui
3. Mas N'gaby ( mas N'gaby nih orang Palembang juga lo..)
4. Mas Taji
5. Mas Pecek
6. Mas Angkrem
Karena letak tempat start kami rafting hanya diketahui mas taji tak ayal kamipun bertanya - tanya letaknya. sekitar pukul 24.00 kami tiba di basecamp rafting serayu. Kami tidur di pondok yang disana juga hidup kawanan semut, semut terbang dan tentunya nyamuk serta serangga lainnya. Mas2 ini masih bangun karena ingin menonton Semifinal euro di sekret serayu rafting.
Base camp serayu
27 Juni 2008
Kami semua bangun kira - kira pukul 06.00 kemudian keliling2 di sekitar base camp serayu, setelah itu kami segera mempersiapkan diri untuk berangkat rafting pada hari ini. Budi ternyata tidak membawa celana dalam, sehingga Monik yang membawa celana cukup berlebih meminjamkan celananya untuk dipakai Budi, jadilah Budi ber-rafting tanpa celana dalam. Setelah berolahraga pagi semuanya kemudian kami sarapan dengan makanan yang telah disediakan kakak - kakak Mapasadha. Setelah perut kami semua berisi, kami semua mengangkat semua peralatan rafting ke Mobil mulai dari perahu karet, dayung, helm dan pelampung. Kemudian kami berangkat menuju ke tempat Start Serayu rafting.
Setelah mengangkat perahu karet ke pinggir Sungai Serayu, kami memulai kembali pemanasan dengan dayung dan tanpa dayung. Mas Wahyu sebagai Instruktur rafting kali ini menjelaskan kami teknik - teknik apa saja yang ada dalam rafting. Setelah mendengar penjelasan singkat dari mas wahyu kami semua kemudian naik ke atas perahu dan melakukan simulasi singkat.
Pertama - tama kami belajar teknik - teknik mendayung terlebih dahulu dari dayungan biasa, dayungan tarik, G - Stroke, C - stroke dll ( maaf saya lupa ). kami juga di ajarkan untuk mencoba mengendarai perahu karet itu satu - satu. Setelah simulasi pendahuluan dirasa cukup kami kemudian memulai Rafting di Serayu. Ada 2 tim Tim perahu pertama yang beranggotakan : Pak Tom, Mas N'gaby, Mas Taji, Mas Angkrem, Tanti, seto, dan Lenny. Nah ketika tim ini melakukan simulasi perahu terbalik, ternyata disana ketahuan ada 1 orang yang tidak bisa berenang yang dengan cemasnya ketika jatuh ke air yaitu Tanti.
Kemudian di tim Perahu ke2 yang menamakan diri sebagai Tim Cup Mak Ilang yang beranggotakan : Pak Eka, Mas Wahyu, Mas Pecek, Budi, Cicil, Theo , dan Monik. Tim ini dengan penuh semangat terus berteriak, bernyanyi ketika mengarungi sungai serayu. Jeram demi Jeram kami arungi setalah tiba di bagian sungai yang dirasa cukup aman untuk melakukan renang jeram kami semua langsung loncat ke sungai setelah mendengar pengarahan cara melakukan renang jeram, yaitu dengan terlungkap, kaki di atas air. Pada tim pertama terlihat Tanti yang tidak bisa berenang ditemani Pak Eka bersama berenang jeram, Pada Tim Cup Mak Ilang Theo dan Monik terlihat lancar saja melakukan renang jeram, begitu pula dengan Budi tetapi tidak dengan Cicil yang entah mengapa ia tidak bisa berenang ke depan, mungkin nyangkut di batu atau entah kenapa walau akhirnya ia berhasil berenang. Pak Tom yang dengan raut muka Lega dan kecapaian berhasil berdiri, kemudian di susul Seto yang terlihat sangat menderita melakukannya walau sudah berada pada tempat yang seharusnya bisa berdiri ia masih saja ngesot sana ngesot sini baru kemudian berdiri. Kemudian kami semua naik ke atas perahu dan berhenti sejenak di Rest Area untuk beristirahat sejenak, lalu kemudian melanjutkan Jeram lagi, Semakin lama Jeramnya semakin besar lalu pada tim Cup Mak Ilang Theo yang duduk di depan bersama budi terlempar keluar perahu dan hanyut sendirian di tengah Jeram Yang Besar perahu tim Cup Mak Ilang yang nyangkut membuat Theo harus berusaha sendiri untuk berhenti dan bertahan pada sebuah batu, Setelah Perahu Tim Cup Mak Ilang berhasil bergerak kembali barulah Theo berhasil naik lagi ke perahu. Sekitar 3 - 4 jam mengarungi sungai serayu kami sampai di Finish Area kemudian kami Semua Mengangkat perahu kembali ke Base Camp Serayu Rafting. Setelah itu kami mandi dan membeli Kaos Souvenir dari Serayu. Lalu kami semua makan, Makanan yang telah dimasakkan Mas - Mas Mapasadha ini. Kecelakaan Terjadi Kaki Mas Angkrem terkena Air panas dan kakinya melepuh dan bengkak. Setelah kami semua makan kami kemudian bersiap lagi untuk berangkat ke Dataran Tinggi Dieng ( 2025m dpl) Sekitar 1 - 2 Jam dari Serayu kami Tiba di Dieng kira - kira Pukul 16.00 Lalu kami menuju ke beberapa Komplek candi yang ada di sana. Di sini kami berjumpa dengan petugas yang melakukan pungli dengan menagih kami uang untuk berkeliling di komplek candi tersebut padahal kami datang pukul 17.00 yang tidak diharuskan membli tiket, terpaksa kami membayar 50 ribu. Setelah berjalan - jalan lalu kemudian kami mencari penginapan untuk kami bermalam dan beristirahat. Karena Kemampuan Mas Tomblok dalam meloby orang dan tawar menawar penginapan yang semula bertarif 400 ribu semalam berhasil Kami dapatkan dengan tarif 125 ribu semalam. penginapannya cukup besar dan nyaman untuk kami semua beritirahat. Di tengah dinginnya udara di Dieng kami tidur dengan perebutan selimut yang cukup seru diiringi dengan suara batuk mas Pecek dan ngorokan para penghuninya kami mampu tidur lelap.
serayu rafting
Kami semua bangun kira - kira pukul 06.00 kemudian keliling2 di sekitar base camp serayu, setelah itu kami segera mempersiapkan diri untuk berangkat rafting pada hari ini. Budi ternyata tidak membawa celana dalam, sehingga Monik yang membawa celana cukup berlebih meminjamkan celananya untuk dipakai Budi, jadilah Budi ber-rafting tanpa celana dalam. Setelah berolahraga pagi semuanya kemudian kami sarapan dengan makanan yang telah disediakan kakak - kakak Mapasadha. Setelah perut kami semua berisi, kami semua mengangkat semua peralatan rafting ke Mobil mulai dari perahu karet, dayung, helm dan pelampung. Kemudian kami berangkat menuju ke tempat Start Serayu rafting.
Setelah mengangkat perahu karet ke pinggir Sungai Serayu, kami memulai kembali pemanasan dengan dayung dan tanpa dayung. Mas Wahyu sebagai Instruktur rafting kali ini menjelaskan kami teknik - teknik apa saja yang ada dalam rafting. Setelah mendengar penjelasan singkat dari mas wahyu kami semua kemudian naik ke atas perahu dan melakukan simulasi singkat.
Pertama - tama kami belajar teknik - teknik mendayung terlebih dahulu dari dayungan biasa, dayungan tarik, G - Stroke, C - stroke dll ( maaf saya lupa ). kami juga di ajarkan untuk mencoba mengendarai perahu karet itu satu - satu. Setelah simulasi pendahuluan dirasa cukup kami kemudian memulai Rafting di Serayu. Ada 2 tim Tim perahu pertama yang beranggotakan : Pak Tom, Mas N'gaby, Mas Taji, Mas Angkrem, Tanti, seto, dan Lenny. Nah ketika tim ini melakukan simulasi perahu terbalik, ternyata disana ketahuan ada 1 orang yang tidak bisa berenang yang dengan cemasnya ketika jatuh ke air yaitu Tanti.
Kemudian di tim Perahu ke2 yang menamakan diri sebagai Tim Cup Mak Ilang yang beranggotakan : Pak Eka, Mas Wahyu, Mas Pecek, Budi, Cicil, Theo , dan Monik. Tim ini dengan penuh semangat terus berteriak, bernyanyi ketika mengarungi sungai serayu. Jeram demi Jeram kami arungi setalah tiba di bagian sungai yang dirasa cukup aman untuk melakukan renang jeram kami semua langsung loncat ke sungai setelah mendengar pengarahan cara melakukan renang jeram, yaitu dengan terlungkap, kaki di atas air. Pada tim pertama terlihat Tanti yang tidak bisa berenang ditemani Pak Eka bersama berenang jeram, Pada Tim Cup Mak Ilang Theo dan Monik terlihat lancar saja melakukan renang jeram, begitu pula dengan Budi tetapi tidak dengan Cicil yang entah mengapa ia tidak bisa berenang ke depan, mungkin nyangkut di batu atau entah kenapa walau akhirnya ia berhasil berenang. Pak Tom yang dengan raut muka Lega dan kecapaian berhasil berdiri, kemudian di susul Seto yang terlihat sangat menderita melakukannya walau sudah berada pada tempat yang seharusnya bisa berdiri ia masih saja ngesot sana ngesot sini baru kemudian berdiri. Kemudian kami semua naik ke atas perahu dan berhenti sejenak di Rest Area untuk beristirahat sejenak, lalu kemudian melanjutkan Jeram lagi, Semakin lama Jeramnya semakin besar lalu pada tim Cup Mak Ilang Theo yang duduk di depan bersama budi terlempar keluar perahu dan hanyut sendirian di tengah Jeram Yang Besar perahu tim Cup Mak Ilang yang nyangkut membuat Theo harus berusaha sendiri untuk berhenti dan bertahan pada sebuah batu, Setelah Perahu Tim Cup Mak Ilang berhasil bergerak kembali barulah Theo berhasil naik lagi ke perahu. Sekitar 3 - 4 jam mengarungi sungai serayu kami sampai di Finish Area kemudian kami Semua Mengangkat perahu kembali ke Base Camp Serayu Rafting. Setelah itu kami mandi dan membeli Kaos Souvenir dari Serayu. Lalu kami semua makan, Makanan yang telah dimasakkan Mas - Mas Mapasadha ini. Kecelakaan Terjadi Kaki Mas Angkrem terkena Air panas dan kakinya melepuh dan bengkak. Setelah kami semua makan kami kemudian bersiap lagi untuk berangkat ke Dataran Tinggi Dieng ( 2025m dpl) Sekitar 1 - 2 Jam dari Serayu kami Tiba di Dieng kira - kira Pukul 16.00 Lalu kami menuju ke beberapa Komplek candi yang ada di sana. Di sini kami berjumpa dengan petugas yang melakukan pungli dengan menagih kami uang untuk berkeliling di komplek candi tersebut padahal kami datang pukul 17.00 yang tidak diharuskan membli tiket, terpaksa kami membayar 50 ribu. Setelah berjalan - jalan lalu kemudian kami mencari penginapan untuk kami bermalam dan beristirahat. Karena Kemampuan Mas Tomblok dalam meloby orang dan tawar menawar penginapan yang semula bertarif 400 ribu semalam berhasil Kami dapatkan dengan tarif 125 ribu semalam. penginapannya cukup besar dan nyaman untuk kami semua beritirahat. Di tengah dinginnya udara di Dieng kami tidur dengan perebutan selimut yang cukup seru diiringi dengan suara batuk mas Pecek dan ngorokan para penghuninya kami mampu tidur lelap.
serayu rafting
Komplek candi di Dieng yang merupakan candi bercorak hindu
28 Juni 2008
Setelah bangun pagi sekitar pukul 07.00 kami berjalan - jalan sebentar diluar yang sangat dingin dan dengan tubuh kami yang terasa pegal, perih dan sebagainya karena rafting kemarin. Kemudian kami semua sarapan dengan makanan andalan lagi - lagi masakan Mas - Mas Mapasadha. Setelah bercengkrama semua, kemudian kami semua bersiap lalu melanjutkan perjalanan. Hari ini kami pergi ke Telaga Warna yang ada di dieng. Ingatkan dengan Petugas yang penipu yang melakukan pungli sebesar 50rb kepada kami. Nah lagi - lagi karena kemampuan mas Tomblok kami tidak lagi membayar uang tiket untuk masuk ke beberapa komplek wisata yang ada di Dieng yang jika dihitung - hitung bisa lebih dari 300 ribu untuk rombongan kami semua. " Pak Kami sudah membayar uang tiket dengan petugas kalian kemarin dengan pak xxxxxx (namanya saya lupa ) yang bermotor Thunder itu lho Tiketnya ada pada dia" begitulah teknik Mas tomblok dalam mengecoh para petugas terbukti ampuh kami hanyar membayar 20 ribu lagi saja untuk ke Telaga Warna uang itu uang sogokan ke petugas itu dengan beranggapan bahwa kami telah membayar tiket. dari sekitar 300rb lebih kami hanya membayar 70 ribu. ahahahaha. kemudian kami berkeliling di telaga warna yang indah dihiasi 4 burung belibis yang melintas di telaga. Kami juga mengunjungi beberapa tempat atau gua untuk orang - orang bersemedi. setelah puas berkeliling di Telaga Warna kami melanjutkan ke Kawah Sikidang yang bau belerangnya cukup menyengat. setelah puas berkeliling di kawah sikidang kemudian kami berangkat pulang kembali ke jogja dari dieng sekitar 3 jam perjalanan di tempah kami sampai di jogja sekitar pukul 16.00 sebelumnnya kami sempat mampir ke rumah Mas Taji di Magelang. Sampai di Pondok ( Tempat kumpulnya anak - anak Mapasadha di Sanata Dharma ) kami berisitirahat dan makan malam di sana dengan lahapnya walaupun hanya berlaukan tempe dan ditemani sambel makan gaya anak2 pecinta alam yang saling comot dan campur aduk jadi satu membuat makanan terasa nikmat. kemudian kami pulang sekitar pukul 20.30 ke tempat istirahat masing - masing untuk bersiap ke Lawu besok.
bersiap jalan - jalan
Telaga Warna
]
telaga warna
pemandangan di sekitar telaga warna
Kawah sikidang
29 Juni 2008
Karena bangun kesiangan pukul 07.00 budi dan Theo terpaksatidak jadi ke gereja untuk misa pagi. kemudian dengan segera mereka membawa Carrier mereka dan berbagai perlengkapan lainnya ke rumah pak Eka. Setelah Bertanya pada pak Eka misa pagi di gereja yang dekat dengan rumah pak Eka pukul 08.30 kami segera pergi ke gereja untuk misa pagi, teman - teman yang lain dan pak Eka sudah pergi misa pukul 06.00 tadi. sekitar pukul 10.00 saya dan theo telah tiba di Rumah Pak eka dan dengan bergegas mempacking barang kami dan sarapan, segera dengan taksi kami pergi Ke Pondokan di Merican karena pukul 11.00 kami harus sudah ada disana. Setelah berkumpul di Pondokan dan melakukan briefing kemudian berdoa kami semua langsung pergi. berjalan untuk mencari bis kemudian kami turun di bawah fly over Jalan Solo untuk untuk Naik Bus ke Solo. Akhirnya setelah lama menunggu kami naik bis yang penuh sesak dan berhempit hempitan. Nah di sini banyak pengamen yang naik turun bis ini. Yang membuat saya terperangah adalah ada Pengamen mabuk yang menyanyikan lagu rohani Janjimu seperti Fajar, sungguh kontras sekali di bis ini kami juga mendapatkan 1 anggota tim lagi yaitu mas muji pengamen yang ikut perjalanan kami ke Lawu. Ini dia susunan anggota Tim ke Lawu :
1. Pak Eka
2. Pak Tom
3. Cicil
4. Budi
5. Monik
6. Tanti
7. Theo
8. Lenny
9. Setto
10. Mas Lasro
11. Mas Pecek
12. Mas Ui
13. Mas Sempal
14. Mas Muji ( Anggota Tambahan Mas pengamen dengan kemampuan andalan bermain kencrung tahan dingin dan kaki yang sangat kuat terbukti ia naik dan turun gungung dengan modal sendal jepit, Mas Ui dan mas Muji dengan setia menghibur kami dalam perjalanandengan lantunan lagu mereka)
Total 14 orang dalam perjalanan kali ini. sekitar 1 setengah jam perjalanan kami tiba di terminal solo kemudian dengan segera mencari bus untuk ke Tawangmangu ( Jawa Tengah ) kemudian sekitar 3-4 jam perjalanan di tempuh kami tba di terminal tawangmangu kemudian kami mengisi perut dan menambah logistik kami dengan membeli sayuran, tempe, merica, mentega di pasar tawangmangu lalu kami mencarter obil omprengan untuk ke cemoro kandang. Tiba di Cemoro Kandang ( 1500m dpl) sekitar pukul 19.00 kami kemudian mengurus administrasi dan mempersiapkan diri ke puncak dengan mengisi air, buang air kecil dan minum yang hangat - hangat. Sekitar pukul 21.00 kami baru berangkat dari cemoro kandang. perjalanan di malam hari memang cukup mengasyikan dengan udara yang sangat dingin dan gelap ditemani dengan bintang yang sungguh Indah kami berjalan sekitar 1 jam kami sampai di Pos 1 Taman Sari Bawah (2300m dpl) kemudiansetelah berisitrahat sejenak kami melanjutkan lagi perjalanan sekitar 2 jam perjalanan kami tiba di pos 2 Taman Sari Atas ( 2470m dpl) Monik dan lenny terlihat fisiknya sudah mulai menurun ketika perjalanan menuju pos 2 ini. Sepanjang perjalanan Mas Muji dan Mas Ui bermain kencrung dan bernyanyi membuat perjalanan ini semakin nikmat . Kemudian kami Camp di Pos 2 ini Mas Pecek, Mas Lasro dan Mas Ui dengan segera memasang Flyside dan Doom sebagai tempat kami beristirahat. Kami membuat api unggun dan memasak makanan dengan mas Sempal, kemudian kami mengeluarkan Matras dan sleeping bag lalu kami masukkan ke dalam camp kami. Udara semakin dingin ditambah derasnya angin Gunung yang menusuk tulang dengan suara hembusannya yang kencang membuat kami dengan lahap memakan makanan dan minum minuman hangat sperti wedang jahe, milo dll.
sekitar pukul 02.00 kami semua bersitirahat untuk mengisi tenaga melanjutkan perjalanan kami besok.
( Untuk gambar akan menyusul )
30 Juni 2008
kami bangun sekitar pukul o7.00 dengan segera kami memberaskan Sleeping Bag kami kemudian kami semua segera masak untuk sarapan kami mas - mas Mapasadha yang terkenal dengan masakannya segera memasak makanan yang sedap Mi, sayur labu siam sarden. kami hanya memasak nasi dengan menggunakan parafin. hahahaha, setelah selesai bersarapan ria kami segera mempacking barang2 kami lagi membongkar flyside dan doom mematikan api kemudian kami segera berangkat lagi sekitar pukul 09.00 melanjutkan perjalanan kami jalur yang di tempuh berbeda dengan tadi malam jalur kali ini tampak lebih sempit dengan jurang disamping kiri di samping kanan tebing yang rawan longsor tampak indan dengan beberapa pohon edelweiss yang tumbuh di sana . Alunan kencrung Mas Muji dan nyanyian Mas Ui membuat perjalanan kami penuh semangat dan ceria. sekitar 1 jam perjalanan kami tiba di Pos 3 Pos Penggik( 2760m dpl) karena kami masih kuat berjalan jadi kami teruskan perjalanan dan baruhlah sekitar setengah jam kemudian kami baru beristirahat ditemani indahnya pemandangan tampak di kejauhan puncak merapi dan merbabu terlhat indah dan awan2 berarak begitu mempesona di di seberang. mengisi tenaga, Mas Ui menggosok gigi kemudian diikuti dengan Budi yang ternyata kemarin lupa menggosok gigi ketika masih di Jogja. Sekitar pukul 11.00 kami melanjutkan perjalanan lagi
ini dia pemandangan dari Pos 3 Pos Penggik menuju ke Pos 4 Cokro suryo
dari Pos 3 ke Po4 ini jalur mulai sulit panjang, berdebu dan karena berada pada ketinggian yang sudah cukup tinggi 2.760m dpl oksigen semakin tipis fisik kami mulai terkuras dan jalur ini terasa semakin berat. bagi para wanita seperti lenny, tanti, monik, dan cicil terlihat mulai sering beristirahat. nafas Kami semua pun mulai terengah - engah meanapaki jalur ini. sekitar pukul 14.00 kami tiba di pos 4 Cokro Suryo (3025m dpl) segera kami beristirahat kami tidak mampu menemukan mata air mas Sempal, mas Muji segera Menuju ke Pos 5 Argo Dalem sembari mencari Air karena Persediaan air kami tidak cukup untuk bermalam nanti. Setelah beristirahat, jalur yang berdebu cukup membuat terasa kering.
Poto - Poto doi Pos 4
Kami harus menghemat air karena persediaan air yang kami bawa semakin tipis, jalur dari Pos4 Cokro Suryo ke Pos 5 Argo Dalem lebih menanjak dari sebelumnya. Jalur ini juga tandus hanya sedikit dijumpai pohon - pohon yang tumbuh jalur juga berdebu. Sebagian dari kami ngetrack dengan memotong jalur untuk mempercepat waktu kemudian kami semua akhirnya ngetrack dengan jalur sempit berbatu dan sedikit curam, memotong jalur. Perjalanan dari Pos 4 Cokro Suryo ke Pos 5 Argo Dalem merupakan perjalanan paling berat bagi kami para anggota Palaxsa. Mas - Mas Mapasaddha dengan setia menemani dan memberi kami semangat. Kecapaian terlihat menghinggapi kami, Nafas yang terengal - engal, mulai sering duduk istirahat lama - lama. Kami semua saling memberi semangat Cicil yang tampak kelelahan meminta Setto memberikan semangat kepadanya dengan menamparnya. Seto yang semula sempat ragu untuk menampar Cicil dengan sepenuh hati dan kekuatannya Ia menampar Cicil dengan mantapnya . Theo terlihat paling bugar dibandingkan dengan kami semua. Budi yang semula terlihat masih bugar pun mulai sering duduk berlama - lama sehingga akhirnya kami bertemu lagi dengan rombongan Monik, Tanti, Lenny dan Pak Eka yang berada di belakang kami cukup jauh sebelumya. sekitar Pukul 16.00 atau sekitar 2 Jam perjalanan kami akhirnya sampai di Pos 5 Argo Dalem (3170m dpl) dengan menerahkan seluruh tenaga kami. Kondisi fisik kami semua menurun, ini terbukti kami langsung duduk dan tidur2an ketika sampai di pos 5 Argo dalem.
Keadaan di Pos 5 Argo dalem berupa lapangan padang rumput dengan hiasan edelweiss. Di Pos 5 juga terdapat beberapa prasasti untuk mengenang para pendaki yang meninggal di gunung lawu. Mas Sempal, Mas Muji dan Mas Lasro berangkat duluan ke Puncak Argo Dumillah untuk mempersiapkan makanan bagi kami. Monik dan tanti terlihat cukup kelelahan dan dengan senang hati menerima twaran Mas Ui untuk mebawa Carrier mereka, Jadilah Mas ui sang Perkasa membawa dua carrier ke Puncak. Akhrinya kami semua melanjutkan perjalanan ke Puncak Argo Dumillah jalur yang kami tempuh tambah menanjak dan berbatu cadas, Oksigen semakin tipis karena semakin tinggi dan tentu saja angin gunung semakin menusuk tulang. Puncak Argo Dumillah yang semula kami kira sudah dekat sekali ternyata tidak sedekat bayangan kami, Kami berjalan dengan lambat dan Mengerahkan seluruh semangat dan Kekuatan kami untuk dapat mencapai harapan kami menapaki Puncak Lawu, Argo Dumillah. Akhirnya Setelah berjuang keras kami berhasil mencapai puncak Theo yang ditemani mas Pecek mencapai puncak terlebih dahulu, kemudian disusul Budi dan Tanti, Lalu seto, Kemudian Cicil, Monik dan Lenny. Sampai di Puncak kami semua saling bersalaman dan berpoto. Puncak Lawu, Argo Dumillah (3265m dpl) berhasil kami tapaki.
Pemandangan di Puncak Lawu.
Udara di puncak lawu sangat dingin sekali menusuk tulang suhu sekitar 4 - 5 derajat celcius bahkan saat musim kemarau seperti saat ini bisa mencapai 0 derajat celcius. segera kami menghagatkan badan dengan api yang telah kami buat dan makan serta minum susuhangat. Selesai makan kami segera mempacking barang kami kemudian segera turun sebelum udara bertambah dingin lagi , mas Lasro turun Terlebih dahulu untuk melihat apakah di Sendang Derajat ada air. Jika tidak ada air kami diharuskan tulun malam itu juga di tengah kondisi fisik yang menurun, di malam hari yang gelap, dan jalur turun yang kami tempuh lewat cemoro sewu lebih curam dan cadas dari cemoro kandang. Kami harus turun karena persediaan air kami tidak cukuopup untuk bermalam dan lebih baik kami langsung turun daripada kami semua mengalami dehidrasi. Beruntung di Sendang Derajat terdapat Air. Mas Lasro dan mas Sempal segera memasang Flyside untuk menutupi gua kecil tempat perisitirahatan kami agar tidak terlalu dingin di dalamnya Kami mengeluarkan matras kami untuk alas. Mas Pecek kemudian dengan kemampuan masaknya memasak makanan bersama Mas Lasro dan kami membantu sebisa kami, memotong tempe, mengambilkan ini dan itu. Setelah makan malam dan minum susu hangat, susu jahe, teh, jahe, kopi dsb. kami kemudian mengatur posisi untuk tidur. setela posisi berhasil diatur secara pas jadilah kami semua tidur ber 14 di dalam gua kecil tersebut. Mas Sempal dan Mas Muji berbagi Sleeping Bag (alias 1 Sleeping Bag ber 2) kemudian kami semua tidur.
1 Juli 2008
Sekitar pukul 06.00 Pak Eka bangun dan Budi juga terbangun karena Alarm Cicil dan langsung keluar untuk melihat Sunrise, kemudian Mas Lasro dan Mas sempal juga keluar melihat Sunrise ( untuk foto Sunrise menyusul). Tanti bangun setelah Sunrise selesai. Setelah kami semua bangun dengan segara kami membereskan Sleeping bag kami menjemur matras, raincoat, jaket dan tas kami yang lembab. Mas Pecek kemudian menyiapkan makanan dibantu dengan mas - mas lainnya dan juga anggota Palaxsa. selesai makan kami semua mempacking barang kami. sebelumnya kami juga mencuci muka di sendang derajat dan mengambil air di sendar derajat untuk minum kami. setelah mempacking barang pukul 10.00 kami segera turun karena akan ada rombongan sekitar 180 orang di puncak. Turun lewat cemoro sewu lebih cepat walau jalurnya curam tapi pemandangan dari Cemoro Sewu lebih bagus daripada Cemoro kandang. Cemoro Sewu tidak terlalu berdebu dibandingkan dengan cemoro kandang. Tanaman yang tumbuh di Cemoro sewu juga cukup banyak dan Indah.
Kami semua semangat untuk turun dan terbukti kami sampai ke tiap pos dengan waktu yang cukup cepat. Ketika Turun Cicil mengalami Oleng, kemudian dibantu Ia dibantu Teo menendang tasnya untuk digelundungkan turun. ketika tiba di pos 3 sinyal HP telah muncuk dan kami semua membuka HP untuk melihat SMS yang datang pada kami. Budi yang ternyata hanya mendapat SMS sedikit dihibur oleh Theo, cicil, Monik, mengirim sms kepadanya. Pak eka ternyata cukup banyak mendapat sms (koq kayak hitung2 an poling sms??). kemudian kami semua turun dengan semangat diiringi alunan kencrung Mas Muji. Pukul13.00 atau setelah 3 jam perjalanan kami tiba di pintu masuk Cemoro Sewu. Kami semua cuci muka. Budi yang baunya paling apek dan menyengat segera mandi walau air sangat dingin serasa mandi air es langsung dari kulkas, karena cercaan dari yang lainnya (ahahahaha)
Pemandangan Turun Lewat Cemoro Sewu
Pemandangan Jalur Turun lewat Cemoro Sewu
Setelah selasi berbenah diri, membeli souvenir pukul 15.00 kami turun dari cemorosewu ke Terminal Tawangmangu. Setelah itu kami makan dan menunggu bus karena Bus yang akan kami tumpangi bus terakhir tarif busnya pun naik dari kita berangkat sebelumnya yang sebesar 95ribu menjadi 115ribu. akhirnya kami naik bus pada pukul 17.00. Pukul 21.00 kami tiba di jogja. kami dijemput dengan montor oleh Mas - Mas Mapasadha lainnya yang baik hati. di sini kami berpisah dengan Mas Muji sebagai kenangan - kenangan mas Muji mengukir kencrungnya dengan Tulisan PALAXSA. Setelah beristirahat, makan malam di Pondokan kami kembali ke rumah tempat kami istirahat sektiar pukul 22.30.
2 Juli 2008
hari ini kami semua Latihan SRT untuk persiapan caving vertikal tahun depan di Sanata Dharma sekitar pukul 12.00 kami berkumpul di Pondokan Mapasadha kemudian dengan ditemani Mas Pecek, Mas N'gaby, Mas Belek kami dijelaskan peralatan apa saja yang kami butuhkan, cara memperlakukan alat - alat tersebut yang merupakan nyawa kita ( hidup kita tergantung pada alat itu lo ). Kemudian mas pecek memasang tali menali di atas pohon dan mengajarkan kami memasang peralatan yang terdiri dari Full body harnes, di pinggang susunan formasi CCDC ( Carabiner Oval, Corsit, Descenden, dan Carabiner Oval) Kemudian kami di ajarkan cara naik naik ke atas dengan menggunakan Foot loop dan Ascenden melepaskan Scroll dan Ascenden kemudian memasang segera Descenden untuk turun. betiulah kira - kira. Jika terlalu lama bergantung di sana cukup mual. Terbukti Monik dan Budi yang cukup lama bergelantungan bahkan Budi sempat dibiarkan dan dipoto -poto mengaku sangat mual dan ingin muntah setelah itu. kemudian kami pulang kira - kira pukul 22.00
3 Juli 2008
hari ini kami bersama - sama dengan Peggy dan juga Ansher pergi ke Paris ( Parang Tritis ).
Budi dan Theo telah standby di terminal giwangan pukul 10.00 kemudian sektiar pukul 11.30 baruhlah kami semua terkumpul. dan bersama menuju ke Paris dan Kami kompak semua memakai baju Serayu. sampai di Parang Tritis sekitar pukul13.00 dan kamipun bersuka ria di sana, bermain layangan, ombak, kuda, makan cilok, minum ronde dll hingga pukul 17.00 kemudian sampai di rumah pak eka pukul 19.00 dan kemudian kami membeli oleh - oleh di Malioboro hinga pukul 22.00 kemudian kami juga menyempatkan foto di tempat legendaris yaitu tugu
.
4 Juli 2008
Hari ini kami kembali pergi ke Malioboro. Budi, Theo, Monik, Cicil, dan Lenny merupakan rombongan yang pergi hari ini yang lainnya istirahat di rumah. Seto mencari topeng dengan Pak Eka. Setelah jalan membeli oleh - oleh kemudian kami istirahat dulu di McD membeli kentang minum dll. Karena tidak mau rugi dan melihat terdapat kesempatan emas Theo yang mengatakan bahwa ada Kentang yang masih penuh terdapat di atas tempat penampungan makanan yang akan di buang. dengan segala kesigapan dan kecerdikan Budi mengambil kentang tersebut dan bersama kami memakannya bercampur dengan Kentag goreng yang telah dibeli Monik. Kemudian kami pergi ke Amplaz dengan bergaya Katro berblankon muka lusuh tas batik yang kami gantung di kepala. Kamipun tiba di Amplaz dan Makan bergaya anak - anak pecinta alam di Food Courd Taman Sari Amplaz. Kami sempat dipandangi dengan seksama oleh beberapa orang yang beranggapan " Hare gene pergi ke mall Berbalnkon"kemudian pergi nonton setelah itu. Film yang kami tonton Sungguh sangat lucu dan konyol. Setelah film selesai Kami pun Pulang sekitar pukul 22.00
3 komentar:
bud keren nian poto2 yg d fky!
Hallo...hallo!
Foto yang dicopy di flash kurang jelas. Gimana diservis biar jelas, /bud? Dari Pak Eka..
Siiiiip! Cicox it..dk niat nean bkin laporan prjlnn!! Msukkelah bud k fs plx! (yah wlaupun ck karangan anak kcil. HAHAHA!)
Posting Komentar